Senin, 31 Mei 2021

Teks Cerita Sejarah: Pengertian, Jenis, Struktur, Unsur Kebahasaan

CERITA SEJARAH


    Materi Teks Cerita Sejarah akan kalian pelajari di kelas XII untuk sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Alangkah baiknya, sebelum mendapatkan penjelasan dari guru, kita bisa mempelajarinya terlebih dahulu agar supaya sudah paham ketika memasuki materi tersebut.

1. PENGERTIAN

    Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang menjadi asal-muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai kesejahteraan, bisa bersifat naratif atau deskriptif. 

   Teks cerita sejarah termasuk dalam teks naratif jika disajikan dengan menggunakan urutan peristiwa dan urutan waktu. Namun, jika teks cerita sejarah disajikan secara simbolisasi verbal, teks cerita sejarah tergolong ke dalam teks deskriptif.


2. JENIS

  Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Supaya tidak terjadi kesalahpahaman atas frasa "novel ulang", berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis novel ulang. Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri atas tiga jenis, yakni:
a. Rekon Pribadi
Rekon pribadi adalah novel yang memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung.
b. Rekon Faktual (Informasional)
Rekon faktual adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
c.  Rekon Imajinatif
Rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.

3. STRUKTUR

       Struktur teks cerita sejarah terdiri dari enam bagian, di antaranya:

a.   Pengenalan Situasi Cerita (exposition, orientasi)

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat, maupun peristiwa. Selain itu, orientasi juga dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar-tokoh.

b.   Pengungkapan Peristiwa

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

c.    Menuju Konflik (rising action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

d.    Puncak Konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.

e.    Penyelesaian (evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.

f.     Koda 

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang dengan mewakilkan pada seorang tokoh.


4. UNSUR KEBAHASAAN

    Setiap teks pastilah memiliki ciri kebahasaan masing-masing, begitu juga dengan teks cerita sejarah yang memiliki beberapa unsur kebahasaan, yakni:
a.  Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau,
b. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis, temporal). Seperti, sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.,
c.  Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja material),
d. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya, mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.,
e. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, menganggap.,
f. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ( "...." ) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung, 
g. Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana., dan
h. Menggunakan banyak kata atau frasa yang bermakna kias.
Contoh:
- terpukul hatinya = sangat sedih
- tulang punggung = sandaran, sumber kekuatan
- membeku = diam saja

5. NILAI-NILAI

Teks cerita sejarah memiliki beberapa nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu:
a. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan atau mengandung hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.
b. Nilai Moral/ Etik
Nilai moral/ etik adalah nilai yang dapat memberikan atau memancarkan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika/ moral.
c. Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan/ bersumber pada nilai-nilai agama.
d. Nilai Sosial
Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antara individu dalam masyarakat.

        Itulah garis besar cakupan dalam materi teks cerita sejarah yang akan kalian pelajari. Untuk lebih memahami materi tersebut, nantinya kalian akan diberikan tugas oleh guru kalian masing-masing. Akhir kata, terima kasih telah mengunjungi blog kami:D

 

POLINOMIAL : Teorema Faktor

POLINOMIAL: Teorema Faktor

A. Definisi Teorema Faktor

Teorema faktor menjelaskan bahwa: 

1) Jika P(x) habis dibagi q(x) atau mempunyai sisa nol, maka q(x) adalah faktor dari P(x

2) Jika P(x) = f(x).g(x) maka f(x) dan g(x) adalah faktor dari P(x

Jika suku banyak f(x) dibagi dengan (x k) sisanya adalah nol, maka menurut teorema sisa: 
f(x) = (x – k) . H(x) + S 
f(x) = (x – k) . H(x) + f(k), jika f(k) = 0 
f(x) = (x – k) . H(x
Jadi, (x – k) adalah faktor dari f(x)


Penjelasan tambahan teorema faktor: 
• Jika pada suku banyak f(x) berlaku f(a) = 0, f(b) = 0, dan f(c) = 0 maka f(x) habis dibagi (x – a) (x – b) (x – c
• Jika (x – a) adalah faktor dari f(x) maka x = a adalah akar dari f(x) atau f(a) = 0 

B. Menentukan faktor-faktor linear dari polinomial

Teorema faktor dapat digunakan untuk menentukan faktor lain atau akar-akar rasional dari sistem persamaan polinom menggunakan metode Horner. Faktor linear rasional adalah bentuk (x – k) untuk 𝑘 ∈ 𝑅.


Contoh Soal: 

  1. Tentukan faktor-faktor dari suku banyak 2x4 − 5x3 − 8x2 + 17x − 6 
Pembahasan: 
Diketahui f(x) = 2x4 − 5x3 − 8x2 + 17x − 6 
Konstanta dari f(x) adalah a0 = – 6 
Faktor-faktor bulat dari 6 adalah ±1, ±2, ±3, dan ±6 
Dengan menggunakan metode Horner, faktor bulat x = k diuji satu persatu sampai ditemukan faktor yang memberi nilai f(k) = 0



2. Tentukan nilai a sehingga (x – 2) merupakan faktor dari x3 – 2x2 + ax – 5! 

Pembahasan: 
x – 2 = 0 ⇒ x = 2
0 = x3 – 2x2 + ax – 5 
0 = 23 – 2(2)2 + a(2) – 5 
0 = 8 – 8 + 2a – 5 
5 = 2aa = 52 

3. Jika salah satu akar dari f(𝑥) = 𝑥4 + 𝑚𝑥3 − 6𝑥2 + 7𝑥 − 6 adalah 2, tentukan akar linear lainnya!

Pembahasan: 
Mencari nilai m dengan substitusi polinom f(2) = 0 
f(2) = 0 
𝑥4 + 𝑚𝑥3 − 6𝑥2 + 7𝑥 − 6 = 0 
24 + 𝑚(2)3 − 6(2)2 + 7(2) − 6 = 0 
16 + 8m – 24 + 14 – 6 = 0 
8m = 0 ⇔ m = 0 
Maka persamaannya f(x) = 𝑥4 + 0𝑥3 − 6𝑥2 + 7𝑥 − 6



4. Akar-akar persamaan 𝑥3 − 𝑥2 + 𝑎𝑥 + 72 = 0 adalah 𝑥1, 𝑥2. Jika salah satu akarnya adalah 3 dan 𝑥1 < 𝑥2 < 𝑥3, maka 𝑥3 − 𝑥2 − 𝑥1 = …. 

Pembahasan: 
𝑥3 − 𝑥2 + 𝑎𝑥 + 72 = 0 
x = 3 
0 = (3)3 – (3)2 + a(3) + 72 
0 = 3a + 90 
3a = – 90 ⇔ a = – 30 
𝑥3 − 𝑥2 − 30𝑥 + 72 = 0

5. Diketahui (𝑥 − 2) dan (𝑥 − 1) merupakan faktor dari P(𝑥) = 𝑥3 + 𝑎𝑥2 − 13𝑥 + 𝑏. Jika faktor dari P(𝑥) adalah 𝑥1, 𝑥2, 𝑥3 dengan 𝑥1 > 𝑥2 > 𝑥3, maka nilai dari 𝑥1 − 𝑥2 − 𝑥3 adalah…. 

Pembahasan: 
Jika (x + a) merupakan faktor dari P(x) maka P(-a) = 0 
P(𝑥) = 𝑥3 + 𝑎𝑥2 − 13𝑥 + 𝑏 
• (x – 2) ⇒ x = 2 
P(2) = 0 
23 + 𝑎(2)2 − 13(2) + 𝑏 = 0 
4a + b = 18 ….(i) 
• (x – 1) ⇒ x = 1 
P(1) = 0 
13 + 𝑎(1)2 − 13(1) + 𝑏 = 0 
a + b = 12 ….(ii)

Substitusi a = 2 pada pers. (ii) 
a + b = 12 ⇒ 2 + b =12 ⇒ b = 10 
P(𝑥) = 𝑥3 + 2𝑥2 − 13𝑥 + 10 
P(𝑥) = (𝑥 − 2)(𝑥 − 1)(𝑥 + 5) 𝑥1= 2, 𝑥2= 1, 𝑥3= – 5 
𝑥1 − 𝑥2 − 𝑥3 = 2 − 1 − (−5) = 𝟔

6. Suku banyak 6x3 + 7x2 + px – 24 habis dibagi oleh 2x – 3. Nilai p = …. 

Pembahasan: